21 Aug 2010

Dunia Oh Dunia

Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah.

Kita pasti pernah mendengar sepenggal lyric lagu diatas. Dalam hatiku berkata, Dunia ini hanya panggung yang dimana para pemainnya adalah kita manusia dengan berbagai peran. Tapi aku berpikir, apakah peran yan jahat itu selalu jahat dan yang baik itu selalu baik?. Dengan buku skrip sutradara bisa membolak-balikkan peran, tapi tu lebih baik klo peran yang diperankan itu berasal dari hati masing-masing peran (yang katanya ndalemi peran). Semakin kita bagus dalam berakting, semakin bagus pula bayaran yang nanti kita dapat. Itulah yang namanya dunia.

Tapi berbeda ma akhirat yang dimana kita harus menjadi sebaik-baik-Nya peran. Kita tidak boleh hanya sekedar berakting sesuai skrip, tp kita harus juga mencari peran yang baik. Semakin baik peran yang kita dapat, semakin baik pula nanti tempat kita disisinya.

Yang intinya manusia itu hanya sebuah ladang nafsu, yang kita tidak boleh terlalu membiarkannya tumbuh subur dihati kita. Barang siapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas – aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka banar terhadap Allah,niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka”.[Q.S Muhamad(47):21]

20 Aug 2010

Diam Itu Emas

" Akulah pendosa yang sedang menjalani hukuman Memikirkanmu kriminalku, Akulah pendosa yang sedang menunggu kebebasan Menantimu kejahatanku "

Mungkin kalimat ini yang bisa menggabarkan perasaan aku disaat semua orang tidak bisa menerima perubahan dalam diriku (Seperti flek di baju yang tidak akan pernah hilang). Dalam benakku akankah aku mengulang masa-masa yang suram itu, masa dimana dunia adalah segala-galanya. Aku merasakan bahwa keaadan keluarga berubah ketika ayah telah tiada. Apakah mereka tidak ingat akan jasa ayahku dulu walau sedikit. Yang aku rasakan selama ini menurutku hanya penghinaan, mereka hanya akan memuja orang yang lebih berjasa dan bermateri. Sedangkan aku hanya seorang mantan anak ayah yang berjasa dengan mereka yang tidak perlu mereka hargai sebagai seorang manusia. Apalagi di saat ibu aku melakukan kesalahan di mereka,seakan-akan aku terkena dampak atas kesalahan itu.
Apakah semua manusia berwatak sama yang hanya memuji dan menyanjung yang bermateri, sedang yang seperti keluargaku ini pantas untuk mereka ludahi dengan kata-kata. Aku akui bahwa memang keluarga aku itu mempunyai kesalahan yang besar, tapi apakah kita manusia berhak untuk mengacuhkan orang yang berbuat kesalahan..?"hatiku bicara". Aku berharap sebagai keluarga harus saling berbagi senang maupun duka, bukan memilah-milah keluarga dengan baik atau tidak.
Dan menurut aku saat ini labih baik aku diam, karena bagiku diam itu emas. Yang berharga lebih daripada berbicara yang akan menyakiti hati mereka......

19 Aug 2010

BULAN MULIA TELAH TIBA

Waktu demikian cepat berlalu. Rasanya belum lama kita meninggaalkan bulan mulia itu tahu lalu, sekarang bulan penuh barokah itu sudah kembai hadir di hadapan kita. Sungguh bahagia bila kita bisa kembali menikmati kemuliaan bulan Ramadan. Bulan yang oleh Allah SWT dihimpu di dalamnya raahmah (kasih sayang), maghfirah (ampunan, dan itqun minan naar (terselamatkan dari api neraka). Bulan Ramadhan juga disebut dengan “Shahrul Qur’an”, bulan diturunkannya Al-Qur’an yang merupakan lentera hidayah ketuhanan yang sangat dibutuhkan umaat manusia.
Bagi umat beriman kehadiran bulan Ramadhan sungguuh merupakan anugerah bernilai sangat tinggi. Kesempatan menikmati buaalan sici ini berarti membuka peluang memperleh berbagai rahmat dan harapan menuju jalan surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. Pernah bersabda: Ketika dating bulan ramadhan: Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk puasa, dalam bulan ini pintu jannaaah dibuka, pitu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Dalam bulaan ini ada suatu malam yang nialaainya samaa dengaan seribu bulan,maka barangsiapa ddiharamkan kebaikannya (tidak beramal didalamnya), sungguh telah diharamkan (tidak mendapat kebaikan dibulan lain seperti bulan ini.(Hr. Ahmad,Nasai dan baihaqy).
Selain memberi harapan kemuliaan kehadiran bulan ramadhan juga merupakanmedia utama pembinaan iman seorang mukmin. Melalui ibadah puasa yang mempunyai dimensi pelatihan fisik (jasadiyah) dan metafisik(ruhiyah) diharapkan akan mengantar manussia beriman menjadi seorang muslim yang sempurna, yaitu ketaqwaan. “Hai orang-orang beriman,diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”(QS Al-Baqarah: 183). Taqwa adalah gelar tertinggi yang dapat diraih manusia sebagai hamba Allah. Tidak ada gelar yang lebih mulia dan tinggi dari itu. Maka setiap hamba yang telah mampu meraih gelar taqwa, ia dijamin hidupnya di surga dan diberi kemudahan-kemudahan di dunia.
Oleh karena itu sudah sepantasnya bila kita menyambut kehadiran bulan Ramdhan dengan sungguh-sungguh dan penuh kegembiraan. Persiaapkan diri dan seluruh keluarga untuk menyambut kehadirannya dengan manajemen yang matang dan penuh perhitungan. Jangan sampaai bulan ini terlewati tanpa persiapan istimewa. Bukaknkan rasulullah telah mengingatkan daam salah satu hadistnya, ”Banyak orang yang berpuasa mereka tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya rasa lapar dan haus saja”. H.R Bukhari. Artinya, dibutuhkan kesungguhan menjaga niat yang lurus hanya karena Allah, fisik yang sehat, kondisi lingkungan yang mendukung, juga dibutuhkan bekal tentang puasa yang memadai.
Mari kita sambut bulan Ramadhan dengan suka cita dan kesungguhan. Selain berbagai manfaat di dunia, kita berharap akan memperoleh kemuliaan di surga kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah, ”Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang disebut rayyan yang akan dilewati oleh orang-orang berpuasa pada hari kiamat nanti, tidak diperbolehkan seseorang melewati selain mereka. Ketika mereka dipanggil,mereka akan segera bangkit dan masuk semua kemudian ditutup”. HR. Bukhari

WAHAI JIWA YANG TENANG

Kita harus meyakini bahwa hidup di dunia ini hakekatnya adalah merantau, tidak ada sesuatu yang abadi didalamnya. Karena kita sedang merantau, maka mau tak mau suatu saat kita akan pulang. Tempat yang permanen sudah di siapkan Allah Swt di akhirat sana. Karena pulang adalah suatu kepastian, maka kita harus merindukan pulang dengan jalan yang indah dari sang pencipta. Allah Swt berfirman dalam QS al-fajr 28-30, “Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang ridha da di ridhai-nya, Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklaah ke dalam surga-ku” .
Dalam ayat di atas, Allah SWT mamangil dengan panggilan yang sangat indah kepada jiwa yang tenang (nafsu mutmainnah). Orang yang pualng merasa senang, begitupun Allah merasa senang menerimanya. Setelah menyambut dengan keridhoan, Allah SWT mempersilahkan jiwa yang tenang itu masuk ke dalam golongan hambanya yakni para anbiya, syuhada, dan sholihin. Allaah selanjutnya memprsilahkan masuk ke dalam surga yang abadi selama-lamanya.
Sungguh beruntunglah orang yang memiliki jiwa yang tenang, ia akan memperoleh tiga kenikmatan besar tatkala pulang memenuhi panggilaan-Nya, disambut dengan ke ridhoaan Allah, dimasukkan ke dalam golongan-golongan hebat (hamba-hamba-Ku), dan terakhir masuk surga. Apalagi yang kita impikan dalm hidup kita ini, kalau bukan ketiga ini bukan?.

16 Aug 2010

KENANGAN

Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yng ku harap tiada pernah terjadi

Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Disaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki

Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan

Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan

Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan


و لسَّلاَمُ عَلَيكُمْ وَرَحْمَة اللهِ وبرَكا تُهُ