21 Aug 2010

Dunia Oh Dunia

Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah.

Kita pasti pernah mendengar sepenggal lyric lagu diatas. Dalam hatiku berkata, Dunia ini hanya panggung yang dimana para pemainnya adalah kita manusia dengan berbagai peran. Tapi aku berpikir, apakah peran yan jahat itu selalu jahat dan yang baik itu selalu baik?. Dengan buku skrip sutradara bisa membolak-balikkan peran, tapi tu lebih baik klo peran yang diperankan itu berasal dari hati masing-masing peran (yang katanya ndalemi peran). Semakin kita bagus dalam berakting, semakin bagus pula bayaran yang nanti kita dapat. Itulah yang namanya dunia.

Tapi berbeda ma akhirat yang dimana kita harus menjadi sebaik-baik-Nya peran. Kita tidak boleh hanya sekedar berakting sesuai skrip, tp kita harus juga mencari peran yang baik. Semakin baik peran yang kita dapat, semakin baik pula nanti tempat kita disisinya.

Yang intinya manusia itu hanya sebuah ladang nafsu, yang kita tidak boleh terlalu membiarkannya tumbuh subur dihati kita. Barang siapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas – aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka banar terhadap Allah,niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka”.[Q.S Muhamad(47):21]

20 Aug 2010

Diam Itu Emas

" Akulah pendosa yang sedang menjalani hukuman Memikirkanmu kriminalku, Akulah pendosa yang sedang menunggu kebebasan Menantimu kejahatanku "

Mungkin kalimat ini yang bisa menggabarkan perasaan aku disaat semua orang tidak bisa menerima perubahan dalam diriku (Seperti flek di baju yang tidak akan pernah hilang). Dalam benakku akankah aku mengulang masa-masa yang suram itu, masa dimana dunia adalah segala-galanya. Aku merasakan bahwa keaadan keluarga berubah ketika ayah telah tiada. Apakah mereka tidak ingat akan jasa ayahku dulu walau sedikit. Yang aku rasakan selama ini menurutku hanya penghinaan, mereka hanya akan memuja orang yang lebih berjasa dan bermateri. Sedangkan aku hanya seorang mantan anak ayah yang berjasa dengan mereka yang tidak perlu mereka hargai sebagai seorang manusia. Apalagi di saat ibu aku melakukan kesalahan di mereka,seakan-akan aku terkena dampak atas kesalahan itu.
Apakah semua manusia berwatak sama yang hanya memuji dan menyanjung yang bermateri, sedang yang seperti keluargaku ini pantas untuk mereka ludahi dengan kata-kata. Aku akui bahwa memang keluarga aku itu mempunyai kesalahan yang besar, tapi apakah kita manusia berhak untuk mengacuhkan orang yang berbuat kesalahan..?"hatiku bicara". Aku berharap sebagai keluarga harus saling berbagi senang maupun duka, bukan memilah-milah keluarga dengan baik atau tidak.
Dan menurut aku saat ini labih baik aku diam, karena bagiku diam itu emas. Yang berharga lebih daripada berbicara yang akan menyakiti hati mereka......

19 Aug 2010

BULAN MULIA TELAH TIBA

Waktu demikian cepat berlalu. Rasanya belum lama kita meninggaalkan bulan mulia itu tahu lalu, sekarang bulan penuh barokah itu sudah kembai hadir di hadapan kita. Sungguh bahagia bila kita bisa kembali menikmati kemuliaan bulan Ramadan. Bulan yang oleh Allah SWT dihimpu di dalamnya raahmah (kasih sayang), maghfirah (ampunan, dan itqun minan naar (terselamatkan dari api neraka). Bulan Ramadhan juga disebut dengan “Shahrul Qur’an”, bulan diturunkannya Al-Qur’an yang merupakan lentera hidayah ketuhanan yang sangat dibutuhkan umaat manusia.
Bagi umat beriman kehadiran bulan Ramadhan sungguuh merupakan anugerah bernilai sangat tinggi. Kesempatan menikmati buaalan sici ini berarti membuka peluang memperleh berbagai rahmat dan harapan menuju jalan surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. Pernah bersabda: Ketika dating bulan ramadhan: Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk puasa, dalam bulan ini pintu jannaaah dibuka, pitu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Dalam bulaan ini ada suatu malam yang nialaainya samaa dengaan seribu bulan,maka barangsiapa ddiharamkan kebaikannya (tidak beramal didalamnya), sungguh telah diharamkan (tidak mendapat kebaikan dibulan lain seperti bulan ini.(Hr. Ahmad,Nasai dan baihaqy).
Selain memberi harapan kemuliaan kehadiran bulan ramadhan juga merupakanmedia utama pembinaan iman seorang mukmin. Melalui ibadah puasa yang mempunyai dimensi pelatihan fisik (jasadiyah) dan metafisik(ruhiyah) diharapkan akan mengantar manussia beriman menjadi seorang muslim yang sempurna, yaitu ketaqwaan. “Hai orang-orang beriman,diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”(QS Al-Baqarah: 183). Taqwa adalah gelar tertinggi yang dapat diraih manusia sebagai hamba Allah. Tidak ada gelar yang lebih mulia dan tinggi dari itu. Maka setiap hamba yang telah mampu meraih gelar taqwa, ia dijamin hidupnya di surga dan diberi kemudahan-kemudahan di dunia.
Oleh karena itu sudah sepantasnya bila kita menyambut kehadiran bulan Ramdhan dengan sungguh-sungguh dan penuh kegembiraan. Persiaapkan diri dan seluruh keluarga untuk menyambut kehadirannya dengan manajemen yang matang dan penuh perhitungan. Jangan sampaai bulan ini terlewati tanpa persiapan istimewa. Bukaknkan rasulullah telah mengingatkan daam salah satu hadistnya, ”Banyak orang yang berpuasa mereka tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya rasa lapar dan haus saja”. H.R Bukhari. Artinya, dibutuhkan kesungguhan menjaga niat yang lurus hanya karena Allah, fisik yang sehat, kondisi lingkungan yang mendukung, juga dibutuhkan bekal tentang puasa yang memadai.
Mari kita sambut bulan Ramadhan dengan suka cita dan kesungguhan. Selain berbagai manfaat di dunia, kita berharap akan memperoleh kemuliaan di surga kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah, ”Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang disebut rayyan yang akan dilewati oleh orang-orang berpuasa pada hari kiamat nanti, tidak diperbolehkan seseorang melewati selain mereka. Ketika mereka dipanggil,mereka akan segera bangkit dan masuk semua kemudian ditutup”. HR. Bukhari

WAHAI JIWA YANG TENANG

Kita harus meyakini bahwa hidup di dunia ini hakekatnya adalah merantau, tidak ada sesuatu yang abadi didalamnya. Karena kita sedang merantau, maka mau tak mau suatu saat kita akan pulang. Tempat yang permanen sudah di siapkan Allah Swt di akhirat sana. Karena pulang adalah suatu kepastian, maka kita harus merindukan pulang dengan jalan yang indah dari sang pencipta. Allah Swt berfirman dalam QS al-fajr 28-30, “Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang ridha da di ridhai-nya, Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklaah ke dalam surga-ku” .
Dalam ayat di atas, Allah SWT mamangil dengan panggilan yang sangat indah kepada jiwa yang tenang (nafsu mutmainnah). Orang yang pualng merasa senang, begitupun Allah merasa senang menerimanya. Setelah menyambut dengan keridhoan, Allah SWT mempersilahkan jiwa yang tenang itu masuk ke dalam golongan hambanya yakni para anbiya, syuhada, dan sholihin. Allaah selanjutnya memprsilahkan masuk ke dalam surga yang abadi selama-lamanya.
Sungguh beruntunglah orang yang memiliki jiwa yang tenang, ia akan memperoleh tiga kenikmatan besar tatkala pulang memenuhi panggilaan-Nya, disambut dengan ke ridhoaan Allah, dimasukkan ke dalam golongan-golongan hebat (hamba-hamba-Ku), dan terakhir masuk surga. Apalagi yang kita impikan dalm hidup kita ini, kalau bukan ketiga ini bukan?.

16 Aug 2010

KENANGAN

Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yng ku harap tiada pernah terjadi

Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Disaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki

Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan

Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan

Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan


30 Jun 2010

KATA BIJAK

Pemarah dan Bersabar

Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar. Seseorang yang tidak bisa merasa marah tidak bisa disebut penyabar, karena dia hanya tidak bisa marah. Sedangkan seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar. Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu sulit, Anda sangat tepat, karena kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.
~ Mario Teguh


Jalan yang Kita Lalui

Kadang kala, jalan yang sedang kita lalui, tidak sepenting arah yang kita tuju.

Sometimes the path you’re on is not as important as the direction you’re heading.
~ Kevin Smith

Action dan Mimpi

Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya.

To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan, but also believe.
~ Anatole France


Mengejar Mimpi

Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.

All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them.
~ Walt Disney


Bakat Kita

Bakat yang kita miliki adalah hadiah dari Tuhan untuk kita… Apa yang dapat kita hasilkan dari bakat tersebut adalah hadiah dari kita untuk Tuhan.

Our talents are the gift that God gives to us… What we make of our talents is our gift back to God.
~ Leo Buscaglia

Masalah Kita Manusia

Masalah-masalah kita adalah buatan manusia, maka dari itu, dapat diatasi oleh manusia. Tidak ada masalah dalam takdir manusia yang tidak terjangkau oleh manusia.

Our problems are man-made, therefore they may be solved by man. No problem of human destiny is beyond human beings.
~ John F. Kennedy

Sikap Kehidupan

Kelakukan kita terhadap kehidupan, menentukan sikap kehidupan terhadap kita.

Our attitude toward life determines life’s attitude towards us.
~ Earl Nightingale

Dua Pencuri Saat Ini

Penyesalan akan hari kemaren, dan ketakutan akan hari esok adalah dua pencuri yang mengambil kebahagiaan saat ini.

Moga sdikit kata bijak ini bisa memberi motifasi dalam hidup....


17 Mar 2010

BACALAH


  1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.
    (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
  2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)
  3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan” (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)
  4. Orang – orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf). Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
  5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”. (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)
  6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)
  7. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
  8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)
  9. Orang – orang yang berinfak. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
  10. Orang yang sedang makan sahur. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur” (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)
  11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)
  12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

13 Jan 2010

.:: Wanita Pertama yg Masuk Surga ::. .: Mutiah :.

Suatu ketika, Fatimah Ra bertanya kepada Rasulullah SAW Siapakah perempuan yang kelak pertama kali masuk surga? Rasulullah SAW menjawab; dialah seorang wanita yang bernama Mutiah.

Fatimah Ra terkejut. ternyata bukan dirinya, seperti yang dibayangkannya. mengapa justru orang lain, padahal dia adalah putri Rasulullah SAW sendiri? maka timbullah keinginan Farimah Ra untuk mengetahui siapakah gerangan perempuan itu? Dan apakah yang telah diperbuatnya hingga dia mendapat kehormatan yang begitu tinggi?

Setelah minta izin kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib Ra, Fatimah Ra berangkat mencari rumah krdiaman Mutiah. Putranya yang masih kecil bernama Hasan diajak ikut serta.

Ketika tiba di rumah Mutiah, Fatimah Ra mengetuk pintu seraya memberi salam

"Assalamualaikum....!"

"Wa Alaikumsalam!Siapa diluar?" terdengar jawaban yang lemah lembut dari dalam rumah. Suaranya cerah & merdu.

"Saya Fatimah, putri Rasulullah," sahut Fatimah Ra kembali.

"Alhamdulillah, alangkah bahagia saya hari ini Fatimah, putri Rasulullah, sudi berkunjung ke gubug saya," terdengar kembali jawaban dari dalam. Suara itu terdengar ceria semakin mendekat ke pintu.

"Sendirian, Fatimah," tanya seorang perempuan sebaya dengan Fatimah, yaitu Mutiah seraya membukakan pintu.

"Aku ditemani Hasan." jawab Fatimah Ra.

"Aduh, maaf ya," kata Mutiah, suaranya terdengar menyesal. "Saya belum sempat mendapat izin dari suami saya untuk menerima tamu laki2."

"Tapi Hasan kan masih kecil?" jelas Fatimah Ra.

"Meskipun kecil, Hasan adalah seorang laki2. Besok saja anda datang lagi, ya? Saya akan minta izin dulu kepada suami saya," kata Mutiah dengan menyesal.

Sambil menggeleng-gelengkan kepala, Fatimah Ra pamit & kembali pulang.

Besoknya, Fatimah Ra datang kembali ke rumah Mutiah, kali ini ia ditemani oleh Hasan & Husain. Bertiga mereka mendatangi rumah Mutiah. Setelah memberi salam & dijawab gembira, masih dari dalam rumah Mutiah bertanya,

"Kau masih ditemani oleh Hasan, Fatimah? Suami saya telah memberi izin."

"Ya, juga ditemani oleh Husain," jawab Fatimah.

" Ha? Kenapa kemarin tidak bilang? Yang dapat izin cuma Hasan, & Husain belum. Terpaksa saya tidak bisa menerimanya juga," dengan perasaan menyesal, Mutiah kali ini juga menolak.

Hari itu Fatimah gagal lagi untuk bertemu dengan Mutiah.
Dan keesokan harinya Fatimah kembali lagi, mereka disambut baik oleh perempuan itu di rumahnya.

Keadaan rumah Mutiah sangat sederhana, tak ada satupun perabot mewah yang menghiasi rumah itu. Namun, semuanya teratur rapi. Tempat tidur yang terbuat dengan kasar juga terlihat bersih, alasnya yang putih, & baru dicuci. Bau dalam ruangan itu harum & segar, membuat orang betah tinggal di dalamnya.

Fatimah sangat kagum melihat suasana yang menyenangkan itu, sehingga Hasan & Husain yang biasanya tak begitu betah berada di rumah orang, kali ini nampak asyik bermain-main.

"Maaf ya, saya tak bisa menemani Fatimah duduk dengan tenang, sebab saya harus menyiapkan makan buat suami saya," kata Mutiah sambil mondar-mandir dari dapur ke ruang tamu.

Mendekati tengah hari, masakan itu sudah siap semuanya, kemudian diletakkan di atas nampan. Mutiah mengambil cambuk, yang juga diletakkan di atas nampan.

"Suamimu bekerja dimana?" tanya Fatimah.

"Di ladang," jawab Mutiah.

"Pengembala?" tanya Fatimah lagi.

"Bukan, bercocok tanam."

"Tapi mengapa kau bawakan cambuk?"

"Oh itu?" sahut Mutiah dengan tersenyum. "cambuk itu aku sediakan untuk keperluan lain. Maksudnya begini, kalau suami saya sedang makan, lalu kutanyakan apakah masakan saya cocok atau tidak? Kalau dia bilang cocok, maka tidak akan terjadi apa2. Tetapi kalau dia bilang tidak cocok, cambuk itu akan saya berikan kepadanya, agar punggung saya dicambuknya, sebab berarti saya tidak bisa melayani suami & menyenangkan hatinya."

"Apakah itu kehendak suamimu?" tanya Fatimah keheranan.

"Oh, bukan! suami saya adalah seorang yang penuh kasih sayang. Ini semua adalah kehendakku sendiri, agar aku jangan sampai menjadi istri yang durhaka kepada suami."

Mendengar penjelasan itu, Fatimah menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian ia meminta diri, pamit pulang.

"Pantas kalau Mutiah kelak menjadi seorang perempuan yang pertama kali masuk surga," kata Fatimah dalam hati, ditengah perjalanannya pulang, "dia sangat berbakti kepada suami dengan tulus. Perilaku kesetiaan macam ini bukanlah lambang perbudakan wanita oleh kaum laki2. Tapi, merupakan cermin bagi citra ketulusan & pengorbanan kaum wanita yang harus dihargai dengan perilaku yang sama.
و لسَّلاَمُ عَلَيكُمْ وَرَحْمَة اللهِ وبرَكا تُهُ